Pages

Kenapa Tempurung Kura-Kura Berbentuk Segienam???




Pada zaman dahulu, tempurung kura-kura sebelumnya tak memiliki corak kotak kotak menyerupai retakan retakan. Malah tak bercorak alias mulus mulus saja. Prilaku kura kuralah yang menyebabkan tempurung pada punggungnya menjadi seperti itu.
Kura-Kura dikenal sebagai binatang yang malas. Seluruh penghuni hutan mengenalny. Dia lebih suka mengurung diri didalam tempurungnya. Sesekali kepalanya muncul untuk melihat dunia luar. Terutama kalau dia sudah mulai lapar dan mencari-cari makanan. Dan soal mencari makanan , kura-kura dikenal sangat rakus. Semua makanan yang bisa dimakan dilahapnya sampai habis. Dari daun-dauanan,rumput dipinggir kolam sampai mengambil makanan binatang lain.
Kura-kura tinggal disebuah kolam ditengah hutan. Kolam itu menyediakan air bagi seisi makhluk hutan. Binatang manapun akan menuju kolam itu apabila haus. sering sekali para binatang membawa makanan yang enak enak bila menuju ke kolam. Kesempatan ini digunakan oleh kura kura untuk mengambil makanan para binatang. Para binatang diajaknya bercengkerama sehingga mereka lengah dan dengan mudah si kura kura mengambil makanan mereka. Atau terkadang kura-kura berpura-pura menyediakan jasa penitipan makanan. Yang terjadi adalah diluar perkiraan para binatang. Begitu para binatang asyik menenggak air, kura-kura melarikan makanan itu.
Seluruh binatang mengeluhkan perilaku kura-kura yang buruk itu. Mereka lalu bersepakat untuk tak membawa apapun sewaktu hendak ke kolam. Mereka akan meninggalkan terlebih dahulu disarang atau ditempat tersembunyi. Lama-lama, kura-kura pun menemui kesulitan. Tak ada lagi hewan yang bisa ditipu. Makanan disekitar kolam pun mulai habis dan tak bisa memenuhi nafsu makannya yang besar.
Pada suatu hari, sekawanan burung hinggap di pepohonan disekitar kolam. Mereka menjadikan kolam itu sebagai tempat pertemuan. Ratusan , bahkan ribuan burunghinggap disetiap ranting ranting pohon. Burung elang yang menjadi pemimpin membuka rapat para burung.
“teman-teman , sudah menjadi agenda kita bersama untuk menuju kelangit menemui dewa kita. Karena atas perkenaan dewa burunglah ; rezeki kita dapat terus mengalir. “ kata Elang.
Seluruh burung mnyimak cermat.
“Kita harus membuat dewa burung senang hatinya. Tidak boleh dia bermuka masam yang nantinya akan berakibat juga pada peruntungan kita………..tanda dari perkenaan dewa burung adalah tersedianya hidangan yang enak dan melimpah sewaktu kita bertandang kesana” ujar elang lagi.
“Untuk itulah kita memerlukan juru bicara yang ulung dan bisa menyenangkan hati dewa burung…adakah kiranya diantara kita yang bisa melakukannya????” Tanya si elang melanjutkan bicaranya
Tak ada yang menyahut pertanyaan si elang. Tak ada yang mengajukan diri. Burung-burung sadar benar beban berat yang disandang sebagai juru bicara. Makanya tak ada satupun yang berani menawarkan diri.bahkan elang pun menyatakan ketidak sanggupannya.
Kura-kura pun juga mendengar pembicaraan burung-burung ini. Seperti biasa; ia sedang bermalas-malasan didalam tempurungnya. Mula mula ia tak peduli dengan pertemuan burung-burung ini.tetapi ketika mendengar adanya makanan dan hidangan yang enak-enak, mengalirlah air liurnya. Dengan seksama ia mendengarkan kata-kata elang. Dan ketika dia mendengar para burung kesulitan menentukan siapa juru bicara untuk sang dewa; diapun tak menyia-nyiakan kesempatan ini.
Kura-kurapun berteriak lantang “AKU BERSEDIA JADI JURU BICARA KALIAN!!!”
Elang pun terkejut dan berusaha mencari asal suara yang berasal dari bawah. Dia melihat-lihat kebawah dan hanya kura-kura yang ada disana.
“Hai kura-kura…apakah kamu yang tadi bicara?” Tanya si elang.
“Benar yang mulia elang” jawab kura-kura
Disebut yang mulia , elang merasa tersanjung dan lupa kalau kura-kura adalah binatang yang licik.
“Tapi kamu bukan burung,kura-kura. Bagaimana caramu kesana bila engkau saja tak bisa terbang. Lagipula pertemuan ini hanya untuk burung” sanggah burung gagak.
“Memang aku bukan burung , tapi itu semua bisa diatur…”sahut kura-kura.
“Maksudmu???” Tanya burung kepodang keheranan.
“caranya gampang saja….serahkanlah satu helai bulu kalian buatku. Pasangkanlah ke tubuhku sehingga aku memiliki sayap dan bisa terbang menemui dewa kalian…bagaimana???”
Para burung pun berunding. Mereka akhirnya setuju dengan tawaran kura-kura. Dilepaslah satu helai bulu dari setiap burung dan ditempelkan ke tubuh kura-kura hingga menutup tubuhnya dan membentuk sayap  dan kura-kura bisa terbang.
Pada waktu yang ditentukan ; terbanglah mereka termasuk sang kura_kura yang sudah menjadi burung jadi-jadian. Tempat dewa burung itu ada diatas langt yang tinggi. Sesampai disana , mereka segera menemui dewa burung. Kura-kura benar- benar menunjukan kepiawaiannya merayu Dewa Burung. Mulut manisnya sanggup membuat Dewa Burung tersanjung, tersenyum-senyum, bahkan tertawa terbahak-bahak mendengar cerita cerita lucunya. Awalnya ; dewa burung sebenarnya curiga akan bentuk burung kura-kura yang aneh. Namun kecurigaannya lenyap setelah mendengar bualan kura-kura.

Tujuan pertemuan itupun tercapai begitu makanan yang sedap dan enak dihidangkan. Mula-mula para burung gembira karena ini berarti rezeki mereka bakalan terjamin sampai setahun kedepan. Sebagai balas budi dan tanda terima kasih ,mereka mempersilakan kura-kura menyantap hidangan sedap itu terlebih dahulu. Tapi ternyata kura-kura tak mau berhenti memakan hidangan itu. Setiap kali makanan disajikan , langsung tandas ke perut kura-kura. Hal ini terus berulang sampai-sampai dimeja tak ada makanan yang tersisa. Para burung pun menggerutu dan marah. Pada akhir acara , setiap burung dengan penuh rasa marah , kembali mencabut setiap bulunya yang menempel ditubuh kura-kura hingga tak tersisa satu helai pun. Kura-kura pun kebinggungan karena tak bisa terbang dan kembali turun ke daratan.
“kasihinilah aku, para burung..aku punya anak dan istri. Bagaimana nasib mereka bila aku mati…” ratap kura-kura. “kalau bisa , aku minta tolong temuilah istriku dibawah sana untuk menyiapkan kasur yang empuk agar aku bisa jatuh dengan selamat….tolonglahhh….” pinta kura-kura lagi.
Karena merasa iba , di penuhilah permintaan kura-kura. Burung gagak diutus untuk menemui dan menyampaikan pesan kura-kura. Tapi karena burung gagak masih merasa jengkel , permintaan kura-kura ini tak begitu saja di turuti. Setiba dirumah kura-kura , dia menyampaikan pesan yang berbeda. Burung gagak mengatakan kepada istri kura-kura untuk menyiapkan bebatuan dipekarangan rumahnya.

Sementara itu dari atas kura-kura melihat kebawah dengan seksama. Ia merasa melihat istrinya sedang menyiapkan kasur diatas tanah padahal bebatuan yang ada disana. Dari atas tak terlihat bedanya antara kasur yang empuk dan batu yang keras. Karena merasa yakin yang disiapkan istrinya adalah kasur, kura-kura pun melompat terjun bebas dari langit kebawah. Tubuh kura-kura pun jatuh berdebam di atas batu-batu itu. Tetapi ia tidak mati karena dilindungi tempurung yang kuat. Meski begitu , pada tempurung kura-kura langsung tercetak retakan retakan yang membentuk kotak-kotak segi enam. Semua itu akibat sifat rakusnya dan semenjak itulah tempurung kura-kura menjadi seperti yang sekarang.

Jati parianto

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar